ODHA Berhak Sehat, Jangan Hakimi Mereka
Nak, aku baru saja selesai
membaca sebuah novel dengan tema yang tidak biasa. Judulnya Marrying AIDS. Kubayangkan
kau didalam mengernyit tidak mengerti. Bunda jelaskan nak, AIDS itu adalah gejala atau infeksi pada tubuh
yang disebabkan oleh virus HIV. Virus ini menyerang kekebalan tubuh yag
terinfeksi sehingga orang yang terjangkit akan rentan terhadap infeksi dan penyakit lain. Wih, kau pasti kaget ,apa-apaan sih bundaku
ini kok bacanya yang serem-serem. Tenang dulu sayang, ini sangat berguna
untukmu.
Novel ini bercerita tentang
seorang laki-laki Korea yang karena kecelakaan kecil giginya tanggal. Ia pun
segera ke rumah sakit dan berteriak-teriak di rumah sakit agar segera
menolongnya. Namun anehnya ia hanya mau diobati oleh dokter laki-laki yang
ternyata saat itu tidak ada. Satu-satunya dokter gigi yang lagi bertugas adalah
seorang wanita bernama Eri. Si laki Korea bersikeras tidak mau, alasannya,
siapapun wanita yang menyentuhnya ia bersumpah akan menikahinya. Dokter Eri
yang merasa ini hanya lelucon segera menjawab, “ Aku akan menikah dengannya”.
Ternyata si lelaki Korea tidak main-main,
ia menegaskan bahwa Eri harus menikah dengannya karena dia menderita AIDS dan itu
berarti Eri sudah tertular penyakit yang sama karena jari Eri terluka waktu
melakukan operasi saat itu. What?? Dunia Eri berubah. Dia seorang dokter,
sering melakukan operasi dan itu rawan terhadap penularan. Eri ketakutan.
Nak, bahkan seorang dokter pun
merasa hidupnya hancur setelah mengetahui dirinya terjangkit virus HIV. Apalah lagi
orang awam yang tak mengerti tentang AIDS. Setelah itu Eri menjalani harinya di
Korea bersama si lelaki dan ia menemukan
cinta sejatinya. Itu di novel nak, semuanya berakhir happy ending. Namun kalau
di dunia nyata?
Kamu tahu sayang, masih banyak
orang yang belum mengerti tentang AIDS dengan pengertian yang tidak salah kaprah.
Banyak mitos-mitos bertebaran. Dan lama-kelamaan mitos tersebut dipercaya
menjadi hal yang benar. AIDS dianggap penyakit mematikan dan merupakan momok
yang sangat mengerikan. Tak heran para penderitanya akan dikucilkan,
diperlakukan sebagai pesakitan , seolah-olah ia tidak memiliki hak lagi, hak
untuk bersosialisasi, hak untuk bahagia, hak untuk masa depan dan tentunya hak
untuk sehat.
Sebagai orang awam aku juga
dulunya tidak mengerti. Aku pikir HIV bisa ditularkan oleh kontak fisik semata,
seperti berciuman, dari peralatan makan, bahkan dari nyamuk. Setelah lebih
banyak membaca aku jadi mengerti nak, ternyata tidak semudah itu penularannya. HIV hanya dapat menyebar melalui kontak dengan
darah atau cairan tubuh lain ( seperti sperma, cairan vagina dan air susu ibu
), jadi bukan kontak biasa ( kontak kulit ). Duh, kasihan ya nak, kalau
masyarakat tidak mengerti, bisa-bisa kita akan parno dengan lingkungan sekitar.
Seperti contohnya, beberapa waktu
lalu kami pernah dihebohkan oleh broadcast di BBM ( Blackberry Messenger ) yang mengingatkan untuk
berhati-hati saat nonton di bioskop atau berada di tempat umum, karena kita
bisa tertusuk jarum yang terinveksi HIV yang sengaja dilakukan oleh oknum-oknum
jahat untuk menyebarkan HIV. Wih, membacanya aku merinding nak, memikirkan
bagaimana seorang yang tidak tahu apa-apa, melakukan kegiatan seperti biasa
tiba-tiba bisa tertular penyakit yang dikutuk banyak orang. Bayangkan nak,
kalau itu benar terjadi.
Tapi nyatanya itu memang benar terjadi. Walaupun salah satu penularan HIV yang tercepat adalah melalui perilaku seks bebas atau melalui jarum suntik narkoba, namun banyak korban HIV yang ternyata sama sekali bukanlah dari para pelaku tersebut. Sebut saja seorang istri yang tertular dari suaminya, kemudian menurunkan kepada bayi dalam kandungannya. Mereka sama sekali tidak bersalah. Namun karena ketidaktahuan kita, mereka terkena hukum social. Hidup ini sungguh tidak adil nak. Tidak mereka saja, paramedis yang sejatinya merawat mereka dengan hati ikhlas dan tulus pun tak lepas dari kecurigaan para tetangga yang begitu takut tertular HIV.
Tapi nyatanya itu memang benar terjadi. Walaupun salah satu penularan HIV yang tercepat adalah melalui perilaku seks bebas atau melalui jarum suntik narkoba, namun banyak korban HIV yang ternyata sama sekali bukanlah dari para pelaku tersebut. Sebut saja seorang istri yang tertular dari suaminya, kemudian menurunkan kepada bayi dalam kandungannya. Mereka sama sekali tidak bersalah. Namun karena ketidaktahuan kita, mereka terkena hukum social. Hidup ini sungguh tidak adil nak. Tidak mereka saja, paramedis yang sejatinya merawat mereka dengan hati ikhlas dan tulus pun tak lepas dari kecurigaan para tetangga yang begitu takut tertular HIV.
Sebenarnya masyarakat tidak
salah, hanya karena ketidaktahuanlah yang membuat mereka bereaksi seperti itu.
Pun demikian dengan diriku. Padahal nyatanya virus HIV hanya bisa ditularkan
jika memenuhi empat hal. Pertama jalan keluar virus, virus yang hidup, kandungan virus yang cukup untuk menginkubasi serta adanya jalur masuk virus ke tubuh seseorang. HIV hanya bisa meular jika empat prinsip ini dipenuhi semua dan tidak bisa menular jika hanya salah satu atau sebagian prinsip terpenuhi.
Makanya
nak isu di BBM itu tidak benar sama sekali. Pertama jumlahnya tidak akan cukup
menginkubasi jika hanya tertusuk sedikit. Inilah sebabnya juga kenapa cairan
ludah pun tak bisa menularkan, karena syarat jumlah tidak terpenuhi. Kedua
jalan masuknya , kalau hanya tertusuk begitu tidak akan berpengaruh, harus
seperti proses tranfusi darah atau terkena luka dari orang yang terinfeksi .
Contohnya ya cerita di novel tadi nak. Dan terakhir, virus tersebut tidak akan
mampu bertahan hidup jika keluar dari inangnya ( tubuh ) dalam waktu yang lama.
Setelah tahu hal-hal tersebut,
aku jadi sedikit tenang. Ternyata memang tidak seperti mitos-mitos yang beredar
tentang mudahnya virus HIV berpindah tempat.
Namun, kalau hanya segelintir
orang yang tahu, hal tersebut tidak aka berpengaruh terhadap para penderita
AIDS. Makanya nak, aku bercerita padamu di blog ini. Karena salah satu tujuanku
membuat blog ini adalah untuk berbagi. Berbagi kebaikan dan informasi yang
bermanfaat. Semoga banyak yang membacanya. Dengan membacanya semoga juga mereka
akan menyebarkannya minimal ke anggota keluarga, biar tidak terjadi salah
kaprah lagi. Karena bagaimanapun ODHA ( Orang dengan HIV AIDS ) berhak untuk
sehat. Kalau lingkungan sudah mendiskriminasikan mereka, bagaimana mungkin
mereka akan semangat menjalani hari-harinya. Sama seperti saat kita lagi
terpuruk, tentu kita akan lebih mudah bangkit kalau sekeliling kita tidak
memandang dengan tatapan menuduh, atau malah mengasingkan kita. Bukan begitu
nak?, kau pasti setuju dengan bunda. Bunda berkata demikian, karena kemarin
bunda dengar berita di televisi saat acara peringatan hari AIDS sedunia, ada
seorang karyawan yang dipecat dari perusahaan tempat ia bekerja saat rekan
kerjanya mengetahui bahwa ia adalah ODHA. Bisa kita bayangkan nak, bagaimana ia
bisa sembuh kalau sumber penghasilannya pun dicabut paksa seperti itu. Tentu
akan menambah satu lagi beban pikirannya. Miris mendengarnya. Seharusnya kita
berusaha dan membantu mereka untuk sembuh, karena itu juga berarti kita
melindungi keturunan kita. Semakin banyak penderita AIDS yang tersembuhkan,
semakin kecil kemungkinan virus tersebut menular ke orang lain.
Semoga nak di jamanmu nanti
penyakit ini sudah ditemukan obatnya atau sudah hilang dimuka bumi . Bunda
hanya bisa berusaha melindungimu dengan memberi pengetahuan dan pendidikan
agama yang akan menuntun dan menjagamu menjalankan hidup. Selebihnya nak, hanya
Allah yang maha kehendak. Terkadang takdir bisa saja berkata lain. Namun satu
hal bunda pesankan, apapun keadaannya nak, jangan pernah menjudge seseorang
tanpa kau tahu keadaan yang sebenarnya. Karena hanya sang maha pencipta yang
memiliki hak Judging tersebut. Sekarang istirahat di dalam sana ya sayang,
pasti kau lelah mendengar cerita bunda. Cium sayang bunda untukmu.
Iya pernah dengar ttg orang yang katanya sengaja menyebar virus itu. Hiks kejam ya. Btw sukses ya mbak ngontesnya. Moga dedek bayinya sehat dan kelak membaca ini :)
BalasHapusaamiin, makasi mba doanya. Iya mba, ngeri kan mba kalau memang bisa menular segampang itu, dan kejam sekali orang yang melakukannya
Hapusartikel yang menarik. Banyak salah kaprah memang di masyarakat kita tentang HIV AIDS, semoga dengan banyak orang yang mengerti , maka ODHA tidak merasa dunianya sempit lagi.
BalasHapussalam kenal mba :)
terima kasih dewi. Iya, makanya butuh sosialisasi yang gencar agar tidak ada lagi penghakiman sepihak pada ODHA
HapusDongeng yang indah mbak Windi...semoga kelak ananda mengikuti jejak bunda berbagi berkah lewat tulisan yang menggemparkan dunia :)
BalasHapus@dwiaprily
hahaha iya semoga aja mba anakku bisa membaca blogku ini. terlalu banyak yg mau kusampaiakan, sampe harus dicicil dr dia msh di kandungan ;)
Hapusgaya bertuturnya keren.....ada aja idenya:) moga tulisan2 tentang HIV/Aids terus bermunculan dan memberi pencerahan bagi geerasi Indonesia seterusnya.
BalasHapusaku juga ikutan loh even ini mampir ya:
http://saraamijaya.blogspot.com/2012/11/el-odha-yang-membuatku-merenung.html
wkwkwkwk malu daku jadinya. makasi mba udah mampir di mari.
Hapusiya bagus juga nih ada event begini, biar makin byk org ga salah pengertian dan juga lebih mawas diri
Baru nyadar kalau ini blog barunya sampean mbak. Pantesan pas kemaren aku baca via hp kok bukan head voice, n nuansa tulisannya terasa bedaaa.. gitu hehe. Btw tulisannya bagus kok mbak. Aku dulu juga sempat parno soal kasus penularan HIV yang di bioskop itu, tp setelah baca tulisan di atas jadi hilang deh parnonya. Thanks informasinya mbak :))
BalasHapusNikmatus
Gaya ceritanya bagus ya, aku tertarik dengan novelnya, endingnya apa ya? hehehe
BalasHapusEndingnya mantap. Ternyata si cowok korea bohong, dia sebenernya ga kena aids, tp si eri positif HIV entah drmana. Nanti la kubaca lg novelnya, lupa aku endingnya xixixi. Iya blogku kmrn kena virus tkt kelewatan dl nya makanya posting di blog ini. Pdhl niatnya ini cm buat ngobrol sama babyku :)
BalasHapusternyata banyak juga novel ttg aids
BalasHapussaya penasaran nih novelnya mb
BalasHapusiya bagus nih novelnya. ayoo dibeli
HapusHIV memang alamat kiamat bg mereka/ODHA, tp ttp hrs kita respect thd mereka, minimal mereka diterima dalam pergaulan kita..
BalasHapussmg jumlah penderita tdk bertambah lg di negeri ini, krena efeknya ngeri,,tman sy meninggal dlm keadaan yg tak bs diucapkan, sungguh miris..
pingin baca novelnya, penasaran kelanjutan cerita dokter eri dan lelaki korea
BalasHapus