Malam Pertama Bersamamu
Oeee Oeee, lantang suaramu
memecah malam. Tepat pukul 22.39 kau hirup udara dunia ini. Ayahmu seperti tak
sabar untuk segera mengiqomatkanmu, buru-buru suster mencegahnya, karena tali
pusatmu harus dipotong dulu. Xixixi, ayahmu memang sudah niat dari
kemarin-kemarin, begitu kau lahir ia ingin suara pertama yang kau dengar adalah
suaranya mengumandangkan kalam ilahi. Tampaknya niatnya itu tidak kesampaian,
karena suara pertama yang kau dengar adalah suara suster dan suara dokter.
Kulihat suster meletakkanmu di
sebuah timbangan bayi. Setelah ditimbang dan dilap seperlunya ayahmu pun diberi
izin untuk mengiqomatkanmu.
Aku?. Aku lagi sibuk dengan
pikiranku. Rasanya seperti mimpi. Beberapa waktu yang lalu aku kesakitan bukan
main, dan detik ini tiba-tiba kau telah lahir, perutku kosong, dan rasa sakit
hilang tak berbekas. Asli sayang, benar-benar kayak mimpi.
Dokter masih sibuk menjahit jalan
lahirmu, sebelumnya aku telah dibius local jadi kali ini aku tak merasakan
apapun. Syukurlah, kalau harus merasakan sakit lagi rasanya aku sudah tidak
sanggup.
Tak sabar rasanya ingin segera
memelukmu. Suster pun membawamu padaku. Sebelum persalinan aku memang sudah
berpesan pada mereka bahwa aku ingin melakukan IMD ( Inisisasi Menyusu DIni). Tujuannya
untuk mengurangi stress padamu pasca keluar dari alam rahim dan berkenalan
dengan alam dunia. Jadi kau langsung diletakkan di atas perutku, skin to skin,
untuk membuatmu nyaman karena kau akan mendengar detak jantungku, sama seperti
yang biasa kau dengar saat masih di dalam kandungan.. Duuh sayang, kau begitu
mungil dan terlihat tak berdaya, menggeliat-liat di atas tubuhku. Amazing
membayangkan lima menit yang lalu kau masih di dalam diriku, kini kau sudah ada
di hadapanku.
Tangan mungilmu menepuk-nepuk
lembut payudaraku, katanya ini adalah reflekmu yang berguna untuk merangsang
Air Susuku keluar. Kaki mungilmu menendang-nendang perutku, katanya lagi ini
akan membuat rahimku berkontraksi dan mengeluarkan kotoran-kotoran dan darah
nifas.
Selama satu jam lebih kita
bercengkrama secara intim, diharapkan kau akan secara naluriah menemukan
putingku dan menghisapnya. Namun sampai suster mengambilmu untuk dimandikan,
kau belum sampai ke putingku. Tak mengapa, tak ada kata berhasil atau gagal
dalam IMD , namun yang terpenting dilakukan atau tidak. Begitu yang kudengar
dari seminar tentang IMD beberapa waktu lalu.
Setelah kau dimandikan dan aku
dibersihkan, suster pun mengatar kita ke kamar. Karena aku berniat untuk
memberimu ASI eksklusif ,maka kau tak dibawa ke ruang bayi tapi tidur
bersamaku. Malam pertama bersamamu. Jujur saja, aku gugup, takut kalau kau
menangis apa yang harus kulakukan. Benar saja, begitu sampai di kamar kau mulai
memperdengarkan suaramu yang subhanallah, keras sekali sayang. Untung ada
omamu, ia segera menggendongmu dan menenanangkanmu. Tampaknya kau haus. Dan
inilah saatnya, pertama kali aku menyusuimu.
Wew ternyata tidak gampang. Air
susuku belum ada, kau makin keras menangis, duuuh bingung aku. Ayahmu sudah
pulas terlelap, sepertinya ia lelah luar biasa. Mungkin karena capek akhirnya
kau tertidur juga. Sesekali kau bangun sambil merengek-rengek. Iseng
kupindahkan kau dari box bayi ke atas tempat tidurku, tepat di sampingku. Dan
hey kau langsung diam, tenang dan terlelap. Mungkin kau mendengar detak
jantungku lagi sehingga tahu bahwa kau berada di tempat yang aman. Luar biasa
feelingmu sayang.
Malam pertama sukses kita lewati.
Subhanallah walhamdulillah...
BalasHapusMalam pertama yang sangat luar biasa ya, Mbak.
iya mas. kayak mimpi, tiba2 ada bayi imut di tempat tidur kita :)
Hapusalhamdulillah.indah banget kan mbak jadi ibu.subhanallah.nikmatnya jadi ibu.
BalasHapusiya mba anik, bener kata mba, pas lihat si Tara, rasanya hadiah2 yg pernah kudapat ga ada artinya dibanding dia
Hapushihihih pengen punya bayiiii
BalasHapus