Woman in My Life.Memberi Yang Terbaik Seperti Pertamax

06.10 winditeguh 2 Comments


Wanita dalam hidup saya

Tanpa perlu berfikir otomatis saya akan menjawab dialah wanita yang atas ijin Allah telah membawa saya ke dunia ini. Memberi kesempatan kepada saya merasakan pahit manisnya hidup. Dia pula yang telah merelakan hari-harinya selama 9 bulan lebih terbebani oleh saya, merelakan tubuhnya membesar demi tercukupinya kebutuhan gizi, membiarkan kulit mulusnya terkotori oleh jejak-jejak selulit demi kenyamanan saya di dalam rahimnya

Dialah yang oleh sang rahim diberi gelar kehormatan bernama IBU. Darinyalah sumber kehidupan dan pelajaran hidup pertama kali saya reguk.


Mungkin perlu beratus lembar folio untuk menuliskan betapa besar jasa seorang ibu bagi saya. Yang jika dibandingkan dengan cinta saya hanyalah seperti pasir di hamparan lautan. 

Ada satu kenangan masa kecil yang begitu melekat di ingatan saya. Kalau membicarakannya kembali dengan saudara-saudara saya, kami bisa tertawa sekaligus menangis haru.

Waktu itu sekitar tahun sembilan puluhan, saya masih duduk di kelas tiga atau empat sekolah dasar. Karena ayah saya bekerja di perkebunan sawit, maka kami pun harus bermukim di belantara sawit Sumatera Utara. Tidak Kira-kira dua jam perjalanan dari kota Medan. Namanya perkebunan, maka ngga banyak hiburan yang ada di komplek perumahan karyawan. Satu-satunya hiburan yang ada ya televisi.  Kadang-kadang, sebulan sekali perusahaan menyediakan hiburan berupa layar tancap di lapangan terbuka.  Acara televise favorit saya saat itu adalah kartun si hantu botak Casper. Setiap pagi, saya pasti udah nongkrong di depan tivi, padahal jadwal tayangnya itu persis mendekati jam masuk sekolah. Jadi biasanya saya harus lari-lari ke sekolah, biar bisa tetep nonton tapi ngga telat masuk kelas. Sesekali iklan menyelingi aksi si botak ( dulu iklan belum terlalu banyak).

Pada saat itulah, saya melihatnya. Iklan seorang anak kecil sedang melahap ayam goreng berbalut tepung krispy yang sangat menggoda. Melihat cara si anak menjilati sela-sela jarinya agar tidak meninggalkan remah-remah paha ayam tersebut, semakin memastikan betapa lezatnya ayam goreng buatan Kolonel Sanders tersebut.

Setiap kali iklan itu muncul di televisi, saya hanya bisa menelan ludah. Saya selalu membayangkan kelezatannya. Namun  saya juga berpikir, pastilah harganya mahal, dan pastilah hanya dijual di restoran-restoran mewah. Mengingat tempat tinggal kami yang bahkan radius 20 km ke Utara, Selatan,Timur dan Barat tidak ada pertokoan besar apalagi Mall, pupuslah harapan  saya untuk bisa merasakan sensasi kriuk si ayam kakek.

Saya termasuk anak kecil yang ngotot, kalau punya keinginan sebisa mungkin berusaha mewujudkannya. Demi mewujudkan keinginan mencicipi si ayam goreng bertepung itu, saya pun merengek meminta ibu memasakkannya. ( saya manggil ibu saya dengan sebutan mamak )

“ Mak bisa buat ayam goreng yang kayak di iklan TV itu ngga ”  tanya saya polos

Ibu saya mengernyit, bingung mendengar pertanyaan saya yang tidak biasa-biasanya.

 “Maksud kamu?” sepertinya Ibu ngga ngerti arah pertanyaan saya.

 “ Itu lho mak, ayam goreng yang ada gambar kakek-kakeknya”

Saya lihat ibu tertawa geli. Sekarang ia sudah tahu maksud saya.

“ Besok , mamak bilang ke papa ya supaya memotong ayam kita, biar mamak bisa masak ayam goreng kriuk”

“Horeee” saya bersorak riang.

“ Jangan lupa aku yang paha mak” kata saya mengingatkan.

Terbayang sudah adegan yang akan saya lakoni. Menyantap paha ayam goreng seperti yang ada di iklan. Saya udah niat nanti bakal jilatin jari-jari saya sampai licin cin.

Namun ternyata, sehebat-hebatnya masakan ibu, penampilan ayam goreng made in ibu tidak semenggairahkan seperti yang ada di televisi. Tepungnya kurang tebal, dan saat digigit tidak ada bunyi kriuk renyah seperti di adegan yang biasa saya lihat. Wah kecewa saya. Dan sepertinya ibu melihat kekecewaan di wajah gadis kecilnya.

****

Beberapa minggu setelahnya, di Minggu pagi yang hangat ibu membangunkan kami, saya, abang, dan kedua adik saya untuk segera mandi.

“ Ayo,ayo, cepat mandi, kita akan jalan-jalan hari ini” kata ibu menyemangati kami.

Tanpa diperintah dua kali, kami pun bergegas merapikan diri.

Hari itu, ayah saya ada tugas ke kantor Direksi di Medan. Berhubung lagi libur, ayah mengajak kami serta. Duh senangnya, jalan-jalan ke kota setelah sehari-hari pemandangan yang kami lihat hanya sawit dan karet. Sebelum pergi saya melihat ibu membungkus nasi hangat ke dalam beberapa plastik putih. Tak lupa diisinya botol air mineral yang telah kosong. Untuk bekal mungkin.

Setibanya di Medan, ayah langsung berpisah dengan kami. Ibu membawa kami ke sebuah mall yang baru beberapa minggu buka di kota Medan. Namanya Medan Mall. Waaah, saya masih inget bagaimana gembiranya. Bahkan saya masih ingat aroma AC nya, toko-toko boneka yang berderet-deret, serta ada supermarket besar yang menjual segalanya. Saya seperti anak udik masuk kota.

Ibu mengajak kami menaiki escalator, saya menyebutnya “ tangga jalan”.  Sambil naik, mata saya sibuk jelalatan kesana kemari.

Di lantai tiga, tiba-tiba saya membeku, mulut melongo, dan saya terpana melihatnya…….
Gambar si kakek dan ayam gorengnya…..hwaaaa.

Ibu sampai tertawa melihat saya. “ Windi mau makan disitu” Tanya ibu

Tanpa menjawab, saya mengangguk keras-keras.

Tanpa membuang waktu, kami pun masuk ke restoran cepat saji itu. Ibu menyuruh kami menunggu di meja sudut ruangan. Tak lama ibu datang bersama empat potong ayam berwarna coklat keemasan. Hmmm mencium aromanya saja, air liur sudah terbit.

Tapi kok ga ada nasinya? Minumnya juga ga ada?

Saya lihat ibu merogoh sesuatu di dalam tas besarnya. Sambil celingukan ibu mengeluarkan beberapa bungkus nasi yang tadi pagi di bungkusnya. Tak lupa dikeluarkannya pula air mineral yang telah dibawanya.

Tanpa banyak tanya, kami segera melahap ayam goreng impian itu. Bersih ludes tanpa sisa. Saat itu saya mikir, kok saosnya bisa enak banget yah. Tak lupa saya pun melakukan adegan yang telah saya rencanakan, yaitu menjilati sela-sela jari seperti di iklan tivi.

****
Saat ini, kalau mengingat kejadian itu lagi saya bisa merasakan betapa besar cinta ibu kepada saya, kepada kami anak-anaknya. Semua yang terbaik ia berikan kepada kami.

Pernah juga saat saya jatuh dari pohon, kepala saya mengeluarkan darah merah segar. Dengan sigap ibu langsung menggendong saya dan berlari ke rumah tetangga untuk meminta pertolongan. Padahal badan ibu saya kecil , tapi entah kekuatan dari mana yang membuatnya memiliki energy untuk menggendong saya sambil berlari. Mungkin dipikirannya adalah yang terpenting keselamatan saya.

Atau suatu saat, saya menginjak remaja, saya bersekolah di sebuah SMA berasrama di SIbolga yang berjarak 10 jam dari rumah. Ketika hati remaja saya retak, secepat kilat ibu sudah ada di samping saya. Perjalanan 10 jam pulang pergi ia tempuh hanya untuk meyakinkan bahwa saya baik-baik saja. Padahal usia saya saat itu sudah menginjak 17 tahun. Toh ibu datang ke asrama, bukan untuk menasehati saya, atau memberi petatah petitih yang membuat telinga panas. Yang ibu lakukan hanya mengajak saya makan martabak mesir kesukaan saya, ngobrol biasa, hingga saya bisa tersenyum kembali dan meyakinkan bahwa ada begitu banyak cinta tanpa tedensi yang tersedia untuk saya.

Kini setelah saya berumah tangga dan mengandung anak pertama saya, saya bisa mengerti bagaimana cinta seorang ibu kepada anaknya. Cinta yang tak mungkin mengotori, cinta tulus tanpa pamrih. Ah seorang ibu, tetapah seorang ibu, ialah wanita dalam hidup kita, selamanya.

Saya merasa seluruh perjalanan hidup saya, digerakkan oleh kekuatan seorang wanita bernama ibu. Melihat senyum merekah di wajahnya meyakinkan saya ada berjuta volume bahan bakar yang siap ia alirkan untuk memompa semangat saya, saat saya terjatuh, terpuruk maupun saat saya bergelimang kebahagiaan.

Seperti bahan bakar, seperti itulah arti kehadiran ibu. Selembar ijazah tak ada artinya tanpa kehadiran ibu di hari wisuda saya. Seorang suami  berhati mulia kurang lengkap tanpa restu seorang ibu di hari pernikahan.

Ibu saya memang memiliki karakter kuat, ia adalah salah satu perempuan tangguh yang pernah saya kenal. Ibu saya seorang guru. Tidak seperti sekarang, gaji guru beberapa tahun yang lalu tidaklah sebesar sekarang. Ditambah lagi ayah saya hanya seorang karyawan. Tapi itu semua tak menyulutkan semangat ibu untuk maju. Karena usia yang berdekatan, saya dan saudara-saudara saya yang berjumlah empat orang sempay kuliah bersama-sama dalam satu waktu. Hal itu tak membuat ibu putus asa. Di tengah keterbatsan kami bisa menyelesaikan kuliah bebarengan dengan ibu yang juga meneruskan pendidikan sarjananya. Ya ibu saya memang wanita dengan tekad baja dan memiliki semangat yang tak pernah padam.Tak heran beberapa waktu kemudian ibu saya dipercaya menjadi seorang kepala sekolah diantara kepala sekolah lain yang berjender pria.

Kalau mengingat ibu, saya langsung teringat seorang wanita yang tak kalah tangguh. Seorang wanita yang juga bertahan dan mampu berprestasi di tengah hegemoni kaum pria. Saya sangat mengaguminya, sama seperti saya mengagumi ibu dalam bentuk yang berbeda. Saya selalu menjadikan beliau motivasi untuk terus berprestasi tanpa takut intimidasi masalah gender. Ya sosok itu adalah Karena Agustiawan, direktur utama Pertamina.


Bayangkan, perusahaan sebesar itu digawangi oleh seorang wanita. Padahal Pertamina adalah perusahaan yang bergerak di industry yang secara sepintas kita lihat tidaklah cocok untuk dipimpin seorang wanita.Namun beliau telah membuktikan, bahwa seoang wanita bisa berprestasi dimana saja, karena wanita adalah makhluk serba bisa dan telah diberi anugerah untuk memiliki kekuatan yang mungkin tak disadarinya.

Pantaslah saya rasa jika seorang wanita bisa membawa perusahaan sebesar Pertamina mencapai tujuannya, karena di dalam diri wanita terdapat banyak hal layaknya bahan bakar yang menyulut semangat.

Berkaca pada kedua wanita yang selalu membuat semangat saya berkobar tersebut saya jadi teringat dengan mobil suami saya yang mogok beberapa waktu yang lalu. Setelah di bawa ke bengkel ternyata terdapat kerak pada mesin mobil yang menyebabkan penyumbatan.

Ya saya rasa, seorang wanita dan bahan bakar memiliki hubungan yang sangat erat.

Selama ini suami saya memakai premium sebagai bahan bakar mobil kami, padahal ada bahan bakar yang lebih baik dari itu yaitu Pertamax. Untuk menjaga agar barang yang kita sayangi tetap awet maka sudah seharusnya kita memberi yang terbaik untuknya.

Saya merasa analogi antara bahan bakar yang diberi suami kepada mobilnya sama dengan apa yang diberi seorang wanita dalam hal ini seorang ibu kepada anak dan keluarganya.

Pertamax adalah bahan bakar produksi pertamina yang memiliki angka oktan lebih tinggi dibanding premium. Namun karena harganya yang lebih mahal dari premium masih banyak masyarakat yang enggan membelinya untuk kendaraan mereka. Padahal sejatinya premium adalah bahan bakar bersubsidi yang ditujukan untuk golongan tidak mampu. Namun golongan menengah ke atas seperti para pemilik mobil pribadi seperti tak ambil pusing untuk turut menikmatinya. Tak heran APBN negara semakin membengkak, karena harus menanggulangi subsidi yang tidak tepat sasaran.

Padahal kalau mau ditelaah lebih dalam, walaupun harganya relative lebih mahal Pertamax banyak memberi keuntungan terhadap mesin kendaraan, lingkungan, bahkan perekonomian kita.

Ibu dan Pertamax Mampu menghemat Pengeluaran

Seperti seorang ibu yang selalu ingin memberikan yang terbaik bagi keluarganya, seperti itulah Pertamax bekerja. Dengan angka oktan yang tinggi, pertamax mencegah terjadi knocking di dalam mesin, sehingga akan menghasilkan pembakaran yang sempurna. Hal ini akan menghemat konsumsi bahan bakar. Jadi walaupun harganya lebih mahal namun untuk jumlah liter yang sama dibanding premium jarak tempuh yang dihasilkan bisa lebih panjang. Sama seperti seorang ibu kan? Yang dengan kepintarannya bisa mengatur pengeluaran rumah tangga seefisien mungkin, sehingga untuk jumlah rupiah yang sama bisa menghidupi seluruh keluarga.

Ibu dan Pertamax memberi Ketenangan

Dengan pembakaran yang sempurna pada mesin,membuat kendaraan awet dan aman dikendarai. Dengan begitu pengendaranya pun akan tenang tanpa khawatir terjadi kerusakan saat berada di tengah jalan dengan kondisi jalan dan cuaca yang terkadang tidak terprediksi.  Seperti seorang ibu yang selalu memastikan seluruh keluarga dalam kondisi aman dan nyaman. Ibu memberi ketenangan kepada anak-anaknya, saat petir menyambar, dekapan ibu adalah yang paling hangat. Bahkan saat masalah ekonomi menghimpit keluarga, ibu dengan kemampuannya memendam emosi selalu menampilkan wajah cerah yang menentramkan hati seluruh penghuni keluarga dan meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja.

Ibu dan Pertamax sama-sama Memperhatikan Kesehatan, merawat dengan sepenuh hati

Seorang ibu akan selalu menjaga keluarganya dari ancaman penyakit. Tak jarang saat kita demam ibu akan bergadang semalaman demi memastikan bahwa kondisi kita akan membaik. Dengan segala daya upaya ibu akan menjaga kesehatan kita dengan memberi makanan yang sehat, menjaga kita dari kontaminasi kuman dengan memastikan pakaian yang kita pakai bersih dan harum. Ibu juga dengan ikhlas akan memastikan kamar tidur kita bebas nyamuk karena takutnya beliau darah kita akan dihisap makhluk kecil tersebut. Sama seperti Pertamax yang tidak mengandung timbale dan bahan berbahaya lainnya. Timbal jika terhirup pernafasan dapat menyebabkan mual dan muntah. Kontaminasi akibat kontaminasi timbale juga dapat menghambat aktivitas enzim yang membentuk sel darah merah. Akibatnya akan menurunkan kecerdasan dan intelektual. Berbahaya sekali kan, jika kita menggunakan bahan bakar yang mengandung timbale. Seorang ibu tentu saja tidak akan membiarkan bahan berbahaya mengkontaminasi keluarganya. Sama seperti Pertamax yang selain menjaga kesehatan mesin kendaraan juga menjaga kesehatan lingkungan dari pncemaran bahan berbahaya.

Ibu dan Pertamax Pemantik Semangat Yang Ulung

Seperti yang saya katakan di atas, dengan angka oktan yang tinggi ( 92) Pertamax akan melindungi mesin dari panas yang berlebihan.Membuat mesin kendaraan bekerja lebih baik karena Pertamax bisa menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi, sehingga bekerja optimal sesuai gerakan piston. Tenaga mesin pun menjadi lebih optimal. Bandungkan dengan penggunaan premium yang akan meledak tidak sesuai dengan gerakan piston.Dalam proses pembakaran di dalam mesin, masalah yang sering muncul adalah knocking yang terjadi karena pencampuran udara dan bahan bakar yang terbakar secara spontan karena tekanan tinggi dalam mesin, bukan karena percikan api dari busi. Hal inilah yang terjadi pada bahan bakar premium. Salah satunya karena ruang bakar yang sudah kotor atau berkerak.

Seorang ibu pun merupakan penyemangat tak kenal lelah untuk anaknya. Saat kita terjatuh, terpuruk dan bermasalah, tak ada tempat kembali yang lebih baik selain ke pelukan ibu. Dengan kata-kata magisnya akan membakar kita untuk kembali bangkit, karena seorang ibu tidak pernah meninggalkan anaknya, ia akan terus menjadi tim sukses di belakang kita. Seperti pepatah, di balik seorang lelaki sukses ada peran wanita hebat. Namun saya lebih suka memakai kata di samping karena seorang ibu tak hanya mendorong dari belakang tapi turut mendampingi dari sisi kita. Ia juga akan membersihkan kerak-kerak yang mengotori hati kita dengan pengalaman hidupnya, sehingga kita akan selalu berfikir positif dalam menjalani hidup.

Ibu dan Pertamax sama-sama Memberi Yang terbaik yang dimilikinya

Dengan segala kemampuannya seorang ibu akan memberi apa saja untuk anak dan keluarga. Bahkan nyawa pun dipertaruhkannya saat membawa kita ke dunia ini. Sama seperti Pertamax dengan segala kandungan di dalamnya memberi yang terbaik bagi mesin kendaraan. Memberi yang terbaik bagi lingkungan dengan meminimalkan polusi dan memberi yang terbaik bagi perekonomian negara dengan membantu mengurangi subsidi BBM yang memberatkan pemerintah.

Ibu dan Pertamax sanggup Menjalani Berbagai Peran



Seorang wanita dalam hidupnya harus bisa berperan sebagai istri, ibu,kekasih,sahabat bagi orang-orang terdekatnya. Kemampuannya melakukan banyak hal juga menjadikannya makhluk multitasking. Tak heran dalam kondisi seruwet apapaun seorang wanita bisa tangguh dan bertahan. Sama seperti Pertamax yang memiliki multi peran untuk kendaraan. Menghemat bahan bakar, menjaga keawetan mesin, memberi ketenangan dan menjadikan hidup lebih baik dengan menjaga kelestarian lingkungan. Pertamax melakukan banyak hal baik untuk mesin kendaraan kita.

Begitulah sinergi antara seorang wanita/ ibu dan pertamax. Bersama-sama meberi kehidupan yang lebih baik, baik untuk kendaraan, lingkungan maupun ekonomi.

Maka dari itu sudah sepantasnya Pertamax memberi perhatian khusus kepada kaum wanita. Karena di era digital ini peran wanita dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya berkutat di masalah domestic saja. Seorang wanita era digital memiliki keberanian untuk memutuskan apa yang ia mau dan berani memilih apa yang terbaik untuk dirinya dan keluarganya. Termasuk pemilihan BBM untuk kendaraannya.

Beberapa hal yang bisa dilakukan Pertamax untuk mengapresiasi peran dan jasa wanita-wanita hebat dalam hidup kita adalah sebagai berikut :

1.    Wanita itu suka dimanja, suka diperhatikan dan suka jika diperlakukan special, karena itu ada baiknya di SPBU-SPBU disediakan mesin pengisian BBM khusus wanita, sehingga tidak perlu mengantri panjang, karena seperti kita sadari seorang wanita begitu banyak hal yang harus dilakukan dan diurusnya, sehingga ia butuh waktu singkat untuk mengisi bahan bakar. Cukup di beberapa SPBU saja, sehingga wanita punya pilihan sendiri.

2.    Perlunya diberikan penghargaan kepada para wanita yang berdedikasi sesuai bidangnya. Semacam Pemilihan wanita berprestasi. Dengan demikian wanita merasa apa yang dilakukannya dihargai oleh perusahaan sebesar Pertamina. Sama seperti yang baru-baru ini dilakukan oleh kumpulan Emak Blogger yang memberikan penghargaan kepada para Srikandi Blogger.

3.    Mensponsori kegiatan-kegiatan yang melibatkan para wanita. Bahkan bisa menjadi penyelenggaranya seperti seminar untuk mengupgrade pengetahuan ibu rumah tangga. Atau pelatihan wirausaha yang digawangi oleh Pertamax.Dengan begitu Pertamax pun akan lebih membumi dan dikenal di kalangan wanita. Sehingga saat para suami memutuskan untuk mengganti bahan bakar kendaraan menjadi Pertamax, para istri tidak keberatan karena mengetahui keunggulan dan manfaat Pertamax dibanding bahan bakar lain.

4.   Kenyataannya pengguna media socal seperti facebook, twitter kebanyakan adalah wanita, karena sudah merupakan sifatnya wanita suka bersosialisasi dan berkumpul, karena itu hendaknya Pertamax lebih sering mengadakan promosi secara online seperti kuis, lomba foto, lomba blog khusus wanita. Hal tersebut merupakan promosi yang murah dan sangat tepat sasaran untuk Pertamax.

5.    Menunjuk brand ambassador Pertamax dari kalangan wanita. Tentu saja wanita tersebut adalah wanita yang mampu memberi inpirasi bagi kaumnya. Tidak harus seorang wanita karir yang penting memiliki jiwa penggerak seperti Pertamax.

6.    Membundling voucher Pertamax untuk pembelian kendaraan wanita. Dalam hal ini Pertamax bekerja sama dengan produsen mobil, misalnya mobil matic yang biasanya penggunanya adalah wanita, atau motor matic yang sekarang lagi in. Karena wanita itu pada dasarnya suka diberi hadiah dan surprise.

Beberapa ide tersebut, saya pikir bisa diterapkan dan akan memberi manfaat dan simbiosis mutualisme baik bagi wanita maupun bagi Pertamax.

Balik lagi ke judul di atas. Seorang wanita dalam hidup saya tak akan pernah terganti oleh siapapun. Terima kasih ibu telah mengenalkanku pada kehidupan ini, merawat,menjaga,mengasihiku dan memberi segala kebaikan yang kau miliki. Seperti juga yang dilakukan Pertamax.





You Might Also Like

2 komentar: