Woman in My Life.Memberi Yang Terbaik Seperti Pertamax
Wanita dalam hidup saya
Tanpa perlu berfikir otomatis saya akan menjawab dialah wanita
yang atas ijin Allah telah membawa saya ke dunia ini. Memberi kesempatan kepada
saya merasakan pahit manisnya hidup. Dia pula yang telah merelakan hari-harinya
selama 9 bulan lebih terbebani oleh saya, merelakan tubuhnya membesar demi
tercukupinya kebutuhan gizi, membiarkan kulit mulusnya terkotori oleh
jejak-jejak selulit demi kenyamanan saya di dalam rahimnya
Dialah yang oleh sang rahim diberi gelar kehormatan bernama IBU.
Darinyalah sumber kehidupan dan pelajaran hidup pertama kali saya reguk.
Mungkin perlu beratus lembar folio untuk menuliskan betapa besar
jasa seorang ibu bagi saya. Yang jika dibandingkan dengan cinta saya hanyalah
seperti pasir di hamparan lautan.
Ada satu kenangan masa
kecil yang begitu melekat di ingatan saya. Kalau membicarakannya kembali dengan
saudara-saudara saya, kami bisa tertawa sekaligus
menangis haru.
Waktu itu sekitar tahun
sembilan puluhan, saya masih duduk di kelas tiga atau empat sekolah dasar.
Karena ayah saya bekerja di perkebunan sawit, maka kami pun harus bermukim di
belantara sawit Sumatera Utara. Tidak Kira-kira dua jam perjalanan dari kota
Medan. Namanya perkebunan, maka ngga banyak hiburan yang ada di komplek
perumahan karyawan. Satu-satunya hiburan yang ada ya televisi.
Kadang-kadang, sebulan sekali perusahaan menyediakan hiburan berupa layar
tancap di lapangan terbuka. Acara televise favorit saya saat itu adalah
kartun si hantu botak Casper. Setiap pagi, saya pasti udah nongkrong di depan
tivi, padahal jadwal tayangnya itu persis mendekati jam masuk sekolah. Jadi
biasanya saya harus lari-lari ke sekolah, biar bisa tetep nonton tapi ngga
telat masuk kelas. Sesekali iklan menyelingi aksi si botak ( dulu iklan belum
terlalu banyak).
Pada saat itulah, saya
melihatnya. Iklan seorang anak kecil sedang melahap ayam goreng berbalut tepung
krispy yang sangat menggoda. Melihat cara si anak menjilati sela-sela jarinya
agar tidak meninggalkan remah-remah paha ayam tersebut, semakin memastikan
betapa lezatnya ayam goreng buatan Kolonel Sanders tersebut.
Setiap kali iklan itu
muncul di televisi, saya hanya bisa menelan ludah. Saya selalu membayangkan
kelezatannya. Namun saya juga berpikir, pastilah harganya mahal, dan
pastilah hanya dijual di restoran-restoran mewah. Mengingat tempat tinggal kami
yang bahkan radius 20 km ke Utara, Selatan,Timur dan Barat tidak ada pertokoan
besar apalagi Mall, pupuslah harapan saya untuk bisa merasakan sensasi
kriuk si ayam kakek.
Saya termasuk anak kecil
yang ngotot, kalau punya keinginan sebisa mungkin berusaha mewujudkannya. Demi
mewujudkan keinginan mencicipi si ayam goreng bertepung itu, saya pun merengek
meminta ibu memasakkannya. ( saya manggil ibu saya dengan sebutan mamak )
“ Mak bisa buat ayam
goreng yang kayak di iklan TV itu ngga ” tanya saya polos
Ibu saya mengernyit,
bingung mendengar pertanyaan saya yang tidak biasa-biasanya.
“Maksud kamu?”
sepertinya Ibu ngga ngerti arah pertanyaan saya.
“ Itu lho mak, ayam
goreng yang ada gambar kakek-kakeknya”
Saya lihat ibu tertawa
geli. Sekarang ia sudah tahu maksud saya.
“ Besok , mamak bilang ke
papa ya supaya memotong ayam kita, biar mamak bisa masak ayam goreng kriuk”
“Horeee” saya bersorak
riang.
“ Jangan lupa aku yang
paha mak” kata saya mengingatkan.
Terbayang sudah adegan
yang akan saya lakoni. Menyantap paha ayam goreng seperti yang ada di iklan.
Saya udah niat nanti bakal jilatin jari-jari saya sampai licin cin.
Namun ternyata,
sehebat-hebatnya masakan ibu, penampilan ayam goreng made in ibu
tidak semenggairahkan seperti yang ada di televisi. Tepungnya kurang tebal, dan
saat digigit tidak ada bunyi kriuk renyah seperti di adegan yang biasa saya
lihat. Wah kecewa saya. Dan sepertinya ibu melihat kekecewaan di wajah gadis
kecilnya.
****
Beberapa minggu
setelahnya, di Minggu pagi yang hangat ibu membangunkan kami, saya, abang, dan
kedua adik saya untuk segera mandi.
“ Ayo,ayo, cepat mandi,
kita akan jalan-jalan hari ini” kata ibu menyemangati kami.
Tanpa diperintah dua
kali, kami pun bergegas merapikan diri.
Hari itu, ayah saya ada
tugas ke kantor Direksi di Medan. Berhubung lagi libur, ayah mengajak kami
serta. Duh senangnya, jalan-jalan ke kota setelah sehari-hari pemandangan yang
kami lihat hanya sawit dan karet. Sebelum
pergi saya melihat ibu membungkus nasi hangat ke dalam beberapa plastik putih.
Tak lupa diisinya botol air mineral yang telah kosong. Untuk bekal mungkin.
Setibanya di Medan, ayah
langsung berpisah dengan kami. Ibu membawa kami ke sebuah mall yang baru
beberapa minggu buka di kota Medan. Namanya Medan Mall. Waaah, saya masih inget
bagaimana gembiranya. Bahkan saya masih ingat aroma AC nya, toko-toko boneka
yang berderet-deret, serta ada supermarket besar yang menjual segalanya. Saya
seperti anak udik masuk kota.
Ibu mengajak kami menaiki
escalator, saya menyebutnya “ tangga jalan”. Sambil naik, mata saya sibuk
jelalatan kesana kemari.
Di lantai tiga, tiba-tiba
saya membeku, mulut melongo, dan saya terpana melihatnya…….
Gambar si kakek dan ayam
gorengnya…..hwaaaa.
Ibu sampai tertawa
melihat saya. “ Windi mau makan disitu” Tanya ibu
Tanpa menjawab, saya
mengangguk keras-keras.
Tanpa membuang waktu,
kami pun masuk ke restoran cepat saji itu. Ibu menyuruh kami menunggu di meja
sudut ruangan. Tak lama ibu datang bersama empat potong ayam berwarna coklat
keemasan. Hmmm mencium aromanya saja, air liur sudah terbit.
Tapi kok ga ada nasinya?
Minumnya juga ga ada?
Saya lihat ibu merogoh
sesuatu di dalam tas besarnya. Sambil celingukan ibu mengeluarkan beberapa
bungkus nasi yang tadi pagi di bungkusnya. Tak lupa dikeluarkannya pula air
mineral yang telah dibawanya.
Tanpa banyak tanya, kami
segera melahap ayam goreng impian itu. Bersih ludes tanpa sisa. Saat itu saya
mikir, kok saosnya bisa enak banget yah. Tak lupa saya pun melakukan adegan
yang telah saya rencanakan, yaitu menjilati sela-sela jari seperti di iklan
tivi.
****
Saat ini, kalau mengingat
kejadian itu lagi saya bisa merasakan betapa besar cinta ibu kepada saya,
kepada kami anak-anaknya. Semua yang terbaik ia berikan kepada kami.
Pernah juga saat saya
jatuh dari pohon, kepala saya mengeluarkan darah merah segar. Dengan sigap ibu
langsung menggendong saya dan berlari ke rumah tetangga untuk meminta
pertolongan. Padahal badan ibu saya kecil , tapi entah kekuatan dari mana yang
membuatnya memiliki energy untuk menggendong saya sambil berlari. Mungkin
dipikirannya adalah yang terpenting keselamatan saya.
Atau suatu saat, saya
menginjak remaja, saya bersekolah di sebuah SMA berasrama di SIbolga yang
berjarak 10 jam dari rumah. Ketika hati remaja saya retak, secepat kilat ibu
sudah ada di samping saya. Perjalanan 10 jam pulang pergi ia tempuh hanya untuk
meyakinkan bahwa saya baik-baik saja. Padahal usia saya saat itu sudah
menginjak 17 tahun. Toh ibu datang ke asrama, bukan untuk menasehati saya, atau
memberi petatah petitih yang membuat telinga panas. Yang ibu lakukan hanya
mengajak saya makan martabak mesir kesukaan saya, ngobrol biasa, hingga saya
bisa tersenyum kembali dan meyakinkan bahwa ada begitu banyak cinta tanpa
tedensi yang tersedia untuk saya.
Kini setelah saya berumah
tangga dan mengandung anak pertama saya, saya bisa mengerti bagaimana cinta
seorang ibu kepada anaknya. Cinta yang tak mungkin mengotori, cinta tulus tanpa
pamrih. Ah seorang ibu, tetapah seorang ibu, ialah wanita dalam hidup kita,
selamanya.
Saya
merasa seluruh perjalanan hidup saya, digerakkan oleh kekuatan seorang wanita
bernama ibu. Melihat senyum merekah di wajahnya meyakinkan saya ada berjuta volume bahan bakar yang siap ia alirkan untuk memompa semangat saya, saat saya terjatuh,
terpuruk maupun saat saya bergelimang kebahagiaan.
Seperti
bahan bakar, seperti itulah arti kehadiran ibu. Selembar ijazah tak ada artinya
tanpa kehadiran ibu di hari wisuda saya. Seorang suami berhati mulia kurang lengkap tanpa restu seorang
ibu di hari pernikahan.
Ibu
saya memang memiliki karakter kuat, ia adalah salah satu perempuan tangguh yang
pernah saya kenal. Ibu saya seorang guru. Tidak seperti sekarang, gaji guru
beberapa tahun yang lalu tidaklah sebesar sekarang. Ditambah lagi ayah saya
hanya seorang karyawan. Tapi itu semua tak menyulutkan semangat ibu untuk maju.
Karena usia yang berdekatan, saya dan saudara-saudara saya yang berjumlah empat
orang sempay kuliah bersama-sama dalam satu waktu. Hal itu tak membuat ibu
putus asa. Di tengah keterbatsan kami bisa menyelesaikan kuliah bebarengan
dengan ibu yang juga meneruskan pendidikan sarjananya. Ya ibu saya memang
wanita dengan tekad baja dan memiliki semangat yang tak pernah padam.Tak heran
beberapa waktu kemudian ibu saya dipercaya menjadi seorang kepala sekolah
diantara kepala sekolah lain yang berjender pria.
Kalau
mengingat ibu, saya langsung teringat seorang wanita yang tak kalah tangguh.
Seorang wanita yang juga bertahan dan mampu berprestasi di tengah hegemoni kaum
pria. Saya sangat mengaguminya, sama seperti saya mengagumi ibu dalam bentuk
yang berbeda. Saya selalu menjadikan beliau motivasi untuk terus berprestasi
tanpa takut intimidasi masalah gender. Ya sosok itu adalah Karena Agustiawan,
direktur utama Pertamina.
Bayangkan,
perusahaan sebesar itu digawangi oleh seorang wanita. Padahal Pertamina adalah
perusahaan yang bergerak di industry yang secara sepintas kita lihat tidaklah
cocok untuk dipimpin seorang wanita.Namun beliau telah membuktikan, bahwa seoang
wanita bisa berprestasi dimana saja, karena wanita adalah makhluk serba bisa
dan telah diberi anugerah untuk memiliki kekuatan yang mungkin tak disadarinya.
Pantaslah
saya rasa jika seorang wanita bisa membawa perusahaan sebesar Pertamina
mencapai tujuannya, karena di dalam diri wanita terdapat banyak hal layaknya
bahan bakar yang menyulut semangat.
Berkaca
pada kedua wanita yang selalu membuat semangat saya berkobar tersebut saya jadi
teringat dengan mobil suami saya yang mogok beberapa waktu yang lalu. Setelah
di bawa ke bengkel ternyata terdapat kerak pada mesin mobil yang menyebabkan
penyumbatan.
Ya saya
rasa, seorang wanita dan bahan bakar memiliki hubungan yang sangat erat.
Selama
ini suami saya memakai premium sebagai bahan bakar mobil kami, padahal ada
bahan bakar yang lebih baik dari itu yaitu Pertamax. Untuk menjaga agar barang
yang kita sayangi tetap awet maka sudah seharusnya kita memberi yang terbaik
untuknya.
Saya
merasa analogi antara bahan bakar yang diberi suami kepada mobilnya sama dengan
apa yang diberi seorang wanita dalam hal ini seorang ibu kepada anak dan keluarganya.
Pertamax
adalah bahan bakar produksi pertamina yang memiliki angka oktan lebih tinggi
dibanding premium. Namun karena harganya yang lebih mahal dari premium masih
banyak masyarakat yang enggan membelinya untuk kendaraan mereka. Padahal
sejatinya premium adalah bahan bakar bersubsidi yang ditujukan untuk golongan
tidak mampu. Namun golongan menengah ke atas seperti para pemilik mobil pribadi
seperti tak ambil pusing untuk turut menikmatinya. Tak heran APBN negara
semakin membengkak, karena harus menanggulangi subsidi yang tidak tepat
sasaran.
Padahal kalau
mau ditelaah lebih dalam, walaupun harganya relative lebih mahal Pertamax
banyak memberi keuntungan terhadap mesin kendaraan, lingkungan, bahkan
perekonomian kita.
Ibu dan Pertamax Mampu menghemat Pengeluaran
Seperti
seorang ibu yang selalu ingin memberikan yang terbaik bagi keluarganya, seperti
itulah Pertamax bekerja. Dengan angka oktan yang tinggi, pertamax mencegah
terjadi knocking di dalam mesin, sehingga akan menghasilkan pembakaran yang
sempurna. Hal ini akan menghemat konsumsi bahan bakar. Jadi walaupun harganya
lebih mahal namun untuk jumlah liter yang sama dibanding premium jarak tempuh
yang dihasilkan bisa lebih panjang. Sama seperti seorang ibu kan? Yang dengan
kepintarannya bisa mengatur pengeluaran rumah tangga seefisien mungkin,
sehingga untuk jumlah rupiah yang sama bisa menghidupi seluruh keluarga.
Ibu dan Pertamax memberi Ketenangan
Dengan pembakaran
yang sempurna pada mesin,membuat kendaraan awet dan aman dikendarai. Dengan
begitu pengendaranya pun akan tenang tanpa khawatir terjadi kerusakan saat
berada di tengah jalan dengan kondisi jalan dan cuaca yang terkadang tidak
terprediksi. Seperti seorang ibu yang
selalu memastikan seluruh keluarga dalam kondisi aman dan nyaman. Ibu memberi ketenangan
kepada anak-anaknya, saat petir menyambar, dekapan ibu adalah yang paling
hangat. Bahkan saat masalah ekonomi menghimpit keluarga, ibu dengan kemampuannya
memendam emosi selalu menampilkan wajah cerah yang menentramkan hati seluruh
penghuni keluarga dan meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja.
Ibu dan Pertamax sama-sama Memperhatikan Kesehatan,
merawat dengan sepenuh hati
Seorang ibu
akan selalu menjaga keluarganya dari ancaman penyakit. Tak jarang saat kita
demam ibu akan bergadang semalaman demi memastikan bahwa kondisi kita akan
membaik. Dengan segala daya upaya ibu akan menjaga kesehatan kita dengan memberi
makanan yang sehat, menjaga kita dari kontaminasi kuman dengan memastikan
pakaian yang kita pakai bersih dan harum. Ibu juga dengan ikhlas akan
memastikan kamar tidur kita bebas nyamuk karena takutnya beliau darah kita akan
dihisap makhluk kecil tersebut. Sama seperti Pertamax yang tidak mengandung timbale
dan bahan berbahaya lainnya. Timbal jika terhirup pernafasan dapat menyebabkan
mual dan muntah. Kontaminasi akibat kontaminasi timbale juga dapat menghambat
aktivitas enzim yang membentuk sel darah merah. Akibatnya akan menurunkan
kecerdasan dan intelektual. Berbahaya sekali kan, jika kita menggunakan bahan
bakar yang mengandung timbale. Seorang ibu tentu saja tidak akan membiarkan
bahan berbahaya mengkontaminasi keluarganya. Sama seperti Pertamax yang selain
menjaga kesehatan mesin kendaraan juga menjaga kesehatan lingkungan dari
pncemaran bahan berbahaya.
Ibu dan Pertamax Pemantik Semangat Yang Ulung
Seperti yang
saya katakan di atas, dengan angka oktan yang tinggi ( 92) Pertamax akan
melindungi mesin dari panas yang berlebihan.Membuat mesin kendaraan bekerja
lebih baik karena Pertamax bisa menerima tekanan pada mesin berkompresi tinggi,
sehingga bekerja optimal sesuai gerakan piston. Tenaga mesin pun menjadi lebih
optimal. Bandungkan dengan penggunaan premium yang akan meledak tidak sesuai
dengan gerakan piston.Dalam proses pembakaran di dalam mesin, masalah yang
sering muncul adalah knocking yang terjadi karena pencampuran udara dan bahan
bakar yang terbakar secara spontan karena tekanan tinggi dalam mesin, bukan
karena percikan api dari busi. Hal inilah yang terjadi pada bahan bakar
premium. Salah satunya karena ruang bakar yang sudah kotor atau berkerak.
Seorang ibu
pun merupakan penyemangat tak kenal lelah untuk anaknya. Saat kita terjatuh,
terpuruk dan bermasalah, tak ada tempat kembali yang lebih baik selain ke
pelukan ibu. Dengan kata-kata magisnya akan membakar kita untuk kembali
bangkit, karena seorang ibu tidak pernah meninggalkan anaknya, ia akan terus
menjadi tim sukses di belakang kita. Seperti pepatah, di balik seorang lelaki
sukses ada peran wanita hebat. Namun saya lebih suka memakai kata di samping
karena seorang ibu tak hanya mendorong dari belakang tapi turut mendampingi
dari sisi kita. Ia juga akan membersihkan kerak-kerak yang mengotori hati kita
dengan pengalaman hidupnya, sehingga kita akan selalu berfikir positif dalam
menjalani hidup.
Ibu dan
Pertamax sama-sama Memberi Yang terbaik yang dimilikinya
Dengan segala
kemampuannya seorang ibu akan memberi apa saja untuk anak dan keluarga. Bahkan
nyawa pun dipertaruhkannya saat membawa kita ke dunia ini. Sama seperti
Pertamax dengan segala kandungan di dalamnya memberi yang terbaik bagi mesin
kendaraan. Memberi yang terbaik bagi lingkungan dengan meminimalkan polusi dan memberi yang terbaik bagi perekonomian negara dengan membantu mengurangi subsidi BBM
yang memberatkan pemerintah.
Ibu dan
Pertamax sanggup Menjalani Berbagai Peran
Seorang wanita
dalam hidupnya harus bisa berperan sebagai istri, ibu,kekasih,sahabat bagi
orang-orang terdekatnya. Kemampuannya melakukan banyak hal juga menjadikannya
makhluk multitasking. Tak heran dalam kondisi seruwet apapaun seorang wanita bisa
tangguh dan bertahan. Sama seperti Pertamax yang memiliki multi peran untuk
kendaraan. Menghemat bahan bakar, menjaga keawetan mesin, memberi ketenangan dan
menjadikan hidup lebih baik dengan menjaga kelestarian lingkungan. Pertamax
melakukan banyak hal baik untuk mesin kendaraan kita.
Begitulah
sinergi antara seorang wanita/ ibu dan pertamax. Bersama-sama meberi kehidupan
yang lebih baik, baik untuk kendaraan, lingkungan maupun ekonomi.
Maka dari itu
sudah sepantasnya Pertamax memberi perhatian khusus kepada kaum wanita. Karena di
era digital ini peran wanita dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya berkutat
di masalah domestic saja. Seorang wanita era digital memiliki keberanian untuk
memutuskan apa yang ia mau dan berani memilih apa yang terbaik untuk dirinya
dan keluarganya. Termasuk pemilihan BBM untuk kendaraannya.
Beberapa hal
yang bisa dilakukan Pertamax untuk mengapresiasi peran dan jasa wanita-wanita
hebat dalam hidup kita adalah sebagai berikut :
1. Wanita itu
suka dimanja, suka diperhatikan dan suka jika diperlakukan special, karena itu
ada baiknya di SPBU-SPBU disediakan mesin pengisian BBM khusus wanita, sehingga
tidak perlu mengantri panjang, karena seperti kita sadari seorang wanita begitu
banyak hal yang harus dilakukan dan diurusnya, sehingga ia butuh waktu singkat
untuk mengisi bahan bakar. Cukup di beberapa SPBU saja, sehingga wanita punya
pilihan sendiri.
2. Perlunya
diberikan penghargaan kepada para wanita yang berdedikasi sesuai bidangnya.
Semacam Pemilihan wanita berprestasi. Dengan demikian wanita merasa apa yang
dilakukannya dihargai oleh perusahaan sebesar Pertamina. Sama seperti yang
baru-baru ini dilakukan oleh kumpulan Emak Blogger yang memberikan penghargaan
kepada para Srikandi Blogger.
3. Mensponsori
kegiatan-kegiatan yang melibatkan para wanita. Bahkan bisa menjadi
penyelenggaranya seperti seminar untuk mengupgrade pengetahuan ibu rumah
tangga. Atau pelatihan wirausaha yang digawangi oleh Pertamax.Dengan begitu
Pertamax pun akan lebih membumi dan dikenal di kalangan wanita. Sehingga saat
para suami memutuskan untuk mengganti bahan bakar kendaraan menjadi Pertamax,
para istri tidak keberatan karena mengetahui keunggulan dan manfaat Pertamax
dibanding bahan bakar lain.
4. Kenyataannya
pengguna media socal seperti facebook, twitter kebanyakan adalah wanita, karena
sudah merupakan sifatnya wanita suka bersosialisasi dan berkumpul, karena itu
hendaknya Pertamax lebih sering mengadakan promosi secara online seperti kuis,
lomba foto, lomba blog khusus wanita. Hal tersebut merupakan promosi yang murah
dan sangat tepat sasaran untuk Pertamax.
5. Menunjuk brand
ambassador Pertamax dari kalangan wanita. Tentu saja wanita tersebut adalah
wanita yang mampu memberi inpirasi bagi kaumnya. Tidak harus seorang wanita
karir yang penting memiliki jiwa penggerak seperti Pertamax.
6. Membundling
voucher Pertamax untuk pembelian kendaraan wanita. Dalam hal ini Pertamax
bekerja sama dengan produsen mobil, misalnya mobil matic yang biasanya
penggunanya adalah wanita, atau motor matic yang sekarang lagi in. Karena
wanita itu pada dasarnya suka diberi hadiah dan surprise.
Beberapa ide
tersebut, saya pikir bisa diterapkan dan akan memberi manfaat dan simbiosis
mutualisme baik bagi wanita maupun bagi Pertamax.
Balik lagi ke
judul di atas. Seorang wanita dalam hidup saya tak akan pernah terganti oleh
siapapun. Terima kasih ibu telah mengenalkanku pada kehidupan ini, merawat,menjaga,mengasihiku
dan memberi segala kebaikan yang kau miliki. Seperti juga yang dilakukan
Pertamax.
semoga menang, Mak!
BalasHapusaamiin maak.:D
Hapus